Rakyat Gosok Batu, Wakil Rakyat Koleksi Batu

JAM menunjuk angka 21.30 saat kereta commuterline Jatinegara-Bogor mendekati Stasiun Besar Depok Lama, Kota Depok, Jawa Barat. Sanusi, 56 tahun, kaget dan panik seolah bangun dari tidur.

“Waduh, ini stasiun mana, Mas?” tanya Sanusi sambil menengok ke jendela kereta yang gelap.

“Sebentar lagi Depok Lama, Pak,” sahut seorang muda di sebelahnya.

“Waduh kelewatan dua stasiun.”

Rupanya Sanusi yang naik kereta dari Stasiun Tanah Abang sangat asyik mengosok batu akik dengan ampelas yang nyaris sudah mirip kertas tisu. Dia seharusnya turun di Stasiun Pondok Cina.

Sadar kepanikannya mendapat perhatian para penumpang lainnya yang menahan tawa, Sanusi langsung membungkus batu seukuran jempol kaki ke dalam saku celananya.

Banyak orang seperti Sanusi yang ikut-ikutan demam batu akik. Ada yang memang hobi dan ada juga yang memang latah. Bila dulu pemakai batu akik identik dengan preman dan jarinya kasar kini sejumlah batu akik telah menerabas batas kelas sosial dan gender.

Para wakil rakyat di Senayan pun ikut demam batu akik. Saat diwawancarai wartawan atau disorot kamera televisi ada yang sengaja mengibas-ngibaskan tangannya agar batu akiknya terlihat.

Malahan Wakil Ketua DPR Fadli Zon memiliki hampir 700 cincin batu akik yang disimpan sebagai koleksi di Fadli Zon Library. Salah satunya batu akik Panca Warna dari Garut yang seberat 70 kilogram dan berdiameter sekira 50 sentimeter mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) yang juga dipertontonkan dalam Pameran Batu Mulia di Kompleks Parlemen dari 8 hingga 12 Juni mendatang.

“Koleksi batu akik ikut mendorong ekonomi rakyat,” ungkap Fadli Zon. “Coba kalau pikiran mumet, masih untung ada batu akik. Ekonomi nonformal ini ikut gerakkan masyarakat yang di bawah. Kalau tidak ada batu akik mungkin terjadi kerusuhan di mana-mana. Bisa-bisa revolusi di tengah impitan ekonomi,” tambahnya.

“Sekarang ini banyak yang kurang jelas. Nasib ekonomi kita tidak jelas, PSSI tidak jelas, rupiah kurang jelas. Tapi batu akik kita cukup jelas dan bahkan batu akik kita mungkin nomor satudi dunia,” kelakar pengelola majalah sastra Horison ini.

Pendiri MURI Jaya Suprana mengaku terkejut dan takjub melihat batu cincin akik yang begitu besar tersebut. “Kalau untuk batunya saja mungkin ada yang lebih besar dari ini, tetapi untuk batu cincin, saya rasa belum ada dan ini tidak hanya mengejutkan Indonesia tetapi juga seluruh dunia,” ujarnya.

Cincin batu akik Fadli Zon menjadi pusat perhatian pengunjung. Bagi yang sampai kiwari belum tertarik pada batu akik seperti aku, cukup berfoto di dekat cincin raksasa tersebut. Atau cukup untuk latar belakang selfie, sekadar narsis di pat, istagram, twitter atau facebook.

Ciiiiissss….

Komentar