Kisah Anak Tapol di Senayan



HIDUP dengan menyandang anak dari seorang ayah tahanan politik (tapol) pada zaman Orde Baru, sudah pasti penuh beban dan serba sulit. Apalagi itu harus dialami seorang anak perempuan seperti Okky Asokawati. Namun, Okky dapat melewati dan lulus dari ujian berat kehidupan itu dengan menyandang “summa cum laude”

Okky yang hanya dibesarkan oleh ibu tidak hanya berhasil menaklukkan dirinya sendiri tetapi juga mampu  menaklukkan mitos, menjadi supermodel, punya sekolah model OQ  dan menjadi politisi Senayan dari partai Islam pula.

Kisah hidup anggota DPR dari Partai Persatuan Pembangunan ini didedahkan dalam buku bertitel From Fashion to Politics di toko buku Kinokuniya di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, belum lama ini. Buku setebal 76 halaman ini ditulis novelis spesialis metropop, Threes Emir.

Kendati  tipis untuk ukuran buku biografi atau semi biografi, buku tentang Okky ini ditulis cukup lengkap. Bercerita sejak Okky kecil, remaja, masa kuliah, saat menjadi model dan juga ketika berkiprah di Senayan. Yang terpenting dari buku ini adalah kisahnya yang humanis dan inspiratif.

Sejak kecil Okky sudah ditempa hidup susah dan menyandang cap sebagai anak tapol. Sang ayah yang dikenal sebagai petinggi polisi pada zamannya tersangkut partai terlarang. Ketika Okky baru kelas satu sekolah dasar, sang ayah A Tanuamidjaja diadili dengan tuduhan terlibat G30S dan 14 tahun meringkuk di tahanan. 

Ibunya, Sutardjiah, mengambil alih kendali rumah tangga dan harus menghidupi enam anak yang masih bersekolah dengan memberi les piano dan bahasa Inggris. Kehidupan berbalik 180 derajat. Ke mana-mana mereka naik bus.

Tapi Okky tidak larut dengan kondisi yang sengaja diciptakan sebuah rezim itu. Okky bangkit dan salah satu caranya harus menjadi orang berprestasi. Satu demi satu prestasi diraihnya, mulai dari menjadi salah satu pemenang Puteri Remaja Indonesia tahun 1978, menjadi model top di panggung peragaan busana maupun di depan kamera sejak 1980 hingga 1995.

Pada 2009, Okky menjadi caleg dan berhasil melenggang ke Senayan setelah meraih 17.000 suara dari dapil Jakarta II yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan  luar negeri. Dalam pemilu tahun 2014 perolehan suaranya meningkat menjadi dua kali lipat, sekitar 36.000.

Saat peluncuran buku, Okky mengajak kaum perempuan Indonesia berani untuk terjun langsung ke dunia politik. “Sumbangsih perempuan dalam dunia politik masih kurang baik, kiprahnya masih sangat kurang,” ujar Okky. 

Menurutnya, politik seakan tampil terlalu “keras” dengan banyaknya kontroversi yang beredar di media. Okky mengimbau perempuan Indonesia untuk ikut merasakan gejolak politik negara ini.


“Parlemen membutuhkan lebih banyak perempuan. Politik tak harus selalu jahat. Tapi bisa lebih manusiawi. Jangan takut berpolitik, karena persepsi perempuan berbeda dengan persepsi laki-laki,” ujar Okky.


Dalam buku yang diterbitkan Penerbit Kompas ini, Okky bercerita banyak tentang kegiatannya di Senayan. Ada juga bagian yang menceritakan kegagalan pernikahannya dengan fotografer terkenal Firman Ikhsan. Bahkan dikupas juga perihal gosip dan kedekatannya dengan petinggi partai.

Penasaran kan?

Komentar