Berekspresi di Toilet DPR

BUKAN lagi iseng. Aksi merusak toilet DPR dengan tulisan (lebih banyak ngeres)  dan juga bekas sundutan rokok sudah dapat dikatakan kepada perbuatan vandalisme.

Toilet yang seharusnya nyaman dan bersih di lingkungan Kompleks Parlemen, malah terkesan kumuh.

Di antara toilet DPR yang menjadi korban vandalisme adalah toilet di Nusantara II tepatnya di samping bekas kafe Bengawan Solo. Di toilet pria, dinding keramik dan wadah tisu gulung penuh dengan coretan saru dan sarkastis.

Di tempat tisu misalnya ada tulisan promosi jasa ‘Urut/Besar Penis’ lengkap dengan kontaknya. Tempat tisu juga sudah nggak jelas bentuknya. Rupanya selama ini tempat tisu menjadi tempat menaruh puntung rokok.

Agak menyamping tepatnya di keramik bertebaran tulisan pulpen dan spidol. Ada tulisan  ‘Wartawan banyak gaya’, ‘Gank maling’, ‘Maling adalah DPR’, ‘Raja Korupsi adalah DPR’ dan tulisan ‘Ingat Siksa Kubur’.

Vandalisme adalah suatu sikap kebiasaan yang dialamatkan kepada bangsa Vandal, pada zaman Romawi Kuno. Budaya kaum Vandal adalah perusakan yang kejam dan penistaan terhadap segala sesuatu yang indah atau terpuji.

Vandalisme berasal dari kata bahasa Inggris, vandalism dan ada kaitannya dengan perusakan dan sifat suka merusak (perusak, merusak, dan bersifat merusak). Tindakan yang termasuk di dalam vandalisme lainnya adalah perusakan kriminal, pencacatan, grafiti, dan hal-hal lainnya yang bersifat mengganggu.

Lalu siapa pelaku vandalime di toilet DPR tersebut? Yang jelas, pasti laki-laki.

Komentar